Kamis, 30 Desember 2010

Bulan Muharram adalah awal daripada tahun hijriyyah, di dalamnya terdapat banyak keutamaan-keutamaan ataupun fadilah serta hikmah dan berkah, sebelum Rosulullh SAW hijrah dari mekah ke Yatsrib (Madinah) hitungan dalam tahunan yang digunakan adalah Masehi sebagai landasan utamanya dalam menghitung harian, mingguan, dan tahunan. Dengan adanya hijrah Rosulullah SAW ini sangatlah berkesan kepada kemajuan umat Islam di kemudian hari, baik dari segi da'wah Rosululloh, syi'ar Islam dan ukhuwwah islamiyyah itu sendiri.

Bulan Muharram pada dasarnya membawa maksud diharamkan atau dipantang oleh Alloh SWT untuk melalukan peperang ataupun pertumpahan darah, namun dengan demikian pertumpahan ini dapat diselesaikan setelah Fathul Makkah (Pembukaan Makkah) (Al-Baqorh:91). Sejak pemansuhan itulah umat islam Islam boleh melaksanakan tugas dan ibadah hariannya tanpa terikat lagi dengan dengan larangan berkenaan.


Menurut ulama' ahli tarikh (mu'arikh) yang populer atau masyhur, bahwa tarikh ataupun kalender bilangan islam itu pertama kali ditetapkan oleh kholifah Umar Bin Khottob pada tahun 17 Hijrah, menurut kisahnya hal ini terjadi karna suatu hari Umar Bin Khottob menerima sepucuk surat dari sahabatnya yaitu Abu Musa Al-Asy'ari r.a tanpa dibubuhi tanggal hari pengirimannya sehingga hal ini menyulitkan baginya untuk menyeleksi yang mana seharusnya terlebih dahulu di urusinya, sebab tidak ditandainya antara surat yang lama dan yang baru. Oleh karna itu, Umar mengadakan musyawarah bersama orang-orang terpandang diakala itu untuk menyelesaikan problematika tarikh islam.

Dalam musyawarah tersebut terdapat beberapa pilihan tahun bersejarah sebagai patokan untuk memulai tarikh islam tersebut yaitu: Tahun kelahirannya Rosululloh Muhammad SAW, tahun wafatnya, atau ketika hijrahnya dari Makah ke Madinah. Dari pilihan tersebut ternyata terpilh dan ditetapkan bahwa awal mulainya tahun Hijriyyah adalah sejak Rosululloh SAW hijrah dari Makah ke Madina (Yatsrib), selain daripada itu pula diputusakan awal tahun bulan hijriyyah yaitu bulan Muharam.

Hijrahnya Nabi sangatlah besar artinya dalam perkembangan da'wah islamiyah, karna setelah nabi hijrah ke Madinah, da'wah islam mulai mencapai gemilang, kalau sebelum hijrah umat islam selalu ditindas dan disiksa atau ada dalam naungan kesusahan selalu dan dijajahan oleh kaum musyrikin, maka setelah hijrah umat islam selalu kuat, kokoh, tangguh serta terpercaya bahkan lebih daripada itu Islam mendirikan sebuah negara dan memiliki undang-undang tersendiri, terbukti daripanya adalah terbentuk mitsaqulmadinah (piagam madinah) yang disusun dan dibuat oleh Rosululloh SAW yang pada akhirnya banyak orang dari pada saintis atau ilmuan terkemuka menterjamahkannya ke dalam beberapa bahasa termasuk ke dalam bahasa Indonesia itu sendiri. Oleh karna itu, peristiwa hijrah akan dikenang oleh umat islam tiap-tiap tahun bagaimana perjuangan yang gigih, pengorbanan jiwa dan raga Rosululloh SAW dan para sahabatnya dalam menegakkan syari'at islam di atas permukaan bumi ini. Disamping itu pula bahwa hhijrah Nabi mengindikasikan Alloh membedakan dan memisahkan antara jalan yang haq dan jalan yang batil, jalan yang benar dan jalan yang salah pula.

Yang menjadikan salah satu alasan ditetapkan awal bulan pada tahun hijriyyah adalah pada dasarnya sebagaimana diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad keluar dari kota Makkah pada hari kamis akhir bulan shofar,dan keluar dari tempat persembunyiannya di Goa Tsur pada tanggal 2 Rabi'ul Awwal (20 September 622) untuk menuju ke Madinah. Menurut Al-Mas'udi, Rosululloh SAW memasuli Madinah tepat pada malam hari tanggal 12 Robi'ul Awwal. Sementara itu, Kholifah Umar Bin Khottob beserta para sahabat-sahabatnya menetapkan awal bulan hijriyyah adalah Muharram bukannya Robi'ul Awwal adalah semata-mata bahwa Nabi Muhammad awal berniat unntuk pergi hijrah. Selain dari pada itu, di bulan Muharrah ini pulalah para jama'ah haji dari seluruh manca negara baru selesai melaksanakan ibadah haji dan pulang ke tempat asal dimana mereka tinggal. Dengan demikian, seolah-olah Hijrah Nabi jatuh pada bulan Muharram dan patut dipandang sebagai awal mula tahun di dalam Islam. Adapun nama bulan dalam hijriyyah yaitu: Muharrah, Shafar, Robi'ul Awwal, Robi'ul Akhir, Jumadil Awwal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya'ban, Romadhan, Syawwal, Dzulqo'dah, Dzulhijjah.

Dari setiap nama-nama bulan tersebut terdapat sejuta makna, hikmah dan berkah yang terkandung di dalamnya. Di dalam bulan muharram terdapat beberapa peristiwa-peristiwa unik lagi menarik yang bisa kita ambil hikmah serta berkah daripanya yaitu: tanggala 1 Muharram- Kholifah Umar Bin Khottob membuat penetapan kiraan bulan hijriyyah, 10 Muharram- dinaamakan juga hari 'Asyura', pada hari itu terdapat peristiwa-peristiwa istimewah daiantanya: Nabi Adam bertaubat pada Alloh SWT, Hari pertama kali Alloh menurunkan Rahmat, Alloh SWT menjadikan langit, Alloh SWT menjadikan lauhul Mahfudz, Alloh SWT menciptakan alam dan masih banyak pula yang lainnya, kemudian jauh lebih lanjut pada tanggal 10 Muharram kita dianjurkan untuk melaksanakan saum 'Asyura' dan ditambah sebelumnya dengan saum yang namanya saumTasu'a (saum yang dilaksanakan pada tanggal 9 Muharram sebagai pembeda antara orang selain islam, karna pada hekekatnya mereka (non muslim) juga melaksanakan saum pada tanggal 10 Muharram) perintah ini sebagaimana hadits Nabi yang berbunyi:

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ, قَالَ رَسُو لُ اللِه صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَئِنْ بَقِيْتُ إِلَى قَابِلٍ لَأَصُومَنَّ التَّاسِعَ

"Dari Ibnu Abbas-radiyaallohu 'anhu- beliau berkata:Rasululloh SAW bersabda: Apabila (usia)ku samapai tahun depan maka aku akan berpuasa pada (hari) ke sembilan"
(HR. Muslim)
Selanjutnya pada bulan Rajab terdapat peristiwa penting bagi seluruh umat Islam di dunia itu yaitu Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Baitul Maqdis lalu di mi'rajkan (dinaikan) dengan menggunakan Buroq jiwa beserta raganya dalam keadaan sadar ke langit ke tujuh, sidratul muntaha, kemudian beliua (Nabi Muhammad SAW) diperlihatkan oleh Alloh surga dan neraka, melihat para malaikat, mendengar pembicaraan Alloh SWT, bertemu dengan para nabi, dan menerima sholat lima waktu kemudian beliau pulang ke Makkah pada mala itu juga, Subhanaalloh, peristiwa ini termaktub dalam Al-Qur'an surat Al-Isra' ayat 1:

أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

سُبْحَانَ الَّذِيْ أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِنَ المَسْجِدِ الحَرَمِ إِلىَ المَسْجِدِ الأَقْصَى الَّذِيْ بَارَكْناَ حَوْلًهُ لِنُرِيَهُ مِن آيَاتِناَ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ

"Maha suci Alloh, yang telah memperjalankan hambanya pada suatu malam dari Al-masjil haram ke Al- masjidiaksha yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepanya sebagian daripada tanda-tanda( kebesaran) kami. sesungguhnya dia adalah maha mendengan lagi maha melihat"
(Q.S.AL-ISRA':1)
Pada bulan Ramadhan terdapat sejuta pilosofis makna kehidupan yang harus diambil manfaatnya pada kehidupan sehari-hari (selain pada bulan Ramadhan) diantaranya adalah agar kita tidak hidup rakus (selalu qona'ah), saling berbagi pada sesama melalui zakat, latihan menhan hawa nafsu dan lain sebagainya, juga pada bulan Ramdhan ini terdapat malam seribu bulan yaitu lailatulqodar pada malam inilha para malaikat turun ke permukaan bumi, hal ini sebagaimana termaktub dalam Al-qur'an surat Al-Qadr: 1-5. Pada intinya semua nama-nama bulan yang ada pada hijriyyah itu terdapat jutaan hikmah dan berkah, seperti halnya yang telah dibahsa di atas tadi meski hanya sebain bulan saja. Wallohu'alam bishowab.

Created by: Rizqi Fauzi Yasin ( Mahasiswa Instiut Studi Islam Darussalam Gontor)
Smester : 3
Fakultas : Tarbiyyah
Jurusan :Pendidikan Bahasa Arab

Rabu, 29 Desember 2010

UCAPAN SELAMAT NATAL BAGI UMAT ISLAM

Banyak dikalangan umat Islam yang bertanya-tanya kepada kiyai, ustadz, alim ulama', guru dan lain sebagainya " Bolehkah kita(umat islam) mengucapkan selamat natal dengan dalih toleransi terhadap sesama manusia?..". Oleh karna itu kita sebagai penulis ingin mencoba untuk membahas sekaligus memecahkan masalah ini. Natal merupakan hari raya umat kristen yang bertujuan untuk memperingati hari kelahiran Isya al-masih sebagai tuhannya.

Fakta di lapangan sekarang membuktikan bahwa umat kristen acap kali mengucapkan selamat hari raya idul fitri kepada umat islam itu sendiri. Dari masalah inilah umat Islam sering tergiur dan terbawa arus oleh umat kristen karna apabila (umat islam itu sendiri) tidak mengucapkan selamat natal akan di bilang tidak toleransi dan rasanya tidak enak perasaan apabila tidak mengucapknnya.a

Umat kristen memberanikan diri mengucapkan selamat i'dul fitri kepada kita (umat islam) karna mereka tidak melanggar aqidah dan kepercayaan yang ada dalam kitabnya (bible). Selain daripada itu, umat islam memiliki dua hari raya yaitu hari raya idul firi dan idul'adha, mari kita simak dan renungi sama-sama apakah ada umat kristen yang mengucapkan selamat hari raya i'duladha kepada umat Islam?...

Sebetulnya jawabanya sangatlah mudah sekali dan tidaklah perlu membutuhkan penafsiran yang sangat mendalam karna hal ini tidaklah terjadi dilapangan bahwa umat kristen mengucapkan selamat hari raya i'duladha karna pada dasarnya mereka apabila mereka mengucapkan selamat hari raya i'dul adha pada umat islam mereka melanggar sebuah ketetapan peraturan yang ada dalam al-kitabnya yaitu bible dalam kejadian 22:2

Firman-Nya: " Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan ku katakan kepadamu"

Jadi pada dasarnya Umat Kristen itu sangatlah membenci akan hari raya i'duladha yang dirayakan oleh umat Islam karna sudah jelas sekali bahwa sebetulnya bukanlah Ishak yang di perintahkan untuk disembeleh akan tetapi Isma'il. Bahkan jauh lebil lanjut dalam al-kitab bible kejadian 16:11-12 bahwa Isma'il itu dianggap sebagai seorang lelaki yang kelakuannya seperti keledai liar.

Selanjutnya kata Malaikat tuhan itu kepadanya: " Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab TUHAN telah mendengar atas penindasanmu itu. Seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti anak itu; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya"

Sungguh betapa jelasnya bahwa umat Kristen dalam isi kandungan firman TUHAN tersebut menyatakan bahwa mereka dilarang untuk mengucapkan selamt hari raya i'dul adha karna itu tidaklah sesuai dengan ajaran dan keyakinan mereka. Dari sini timbul pertanyaan besar "Mengapa umat Islam mau mengucapkan selamat Natal?...." Inilah topik pembahsan kita kali ini yang isyaalloh akan dibahas oleh penulis secara sederhna mungkin tapi dapat dipahami oleh para pembaca yang budiman.

Umat Islam bernai mengucapkan selamat natal karna mereka atas dalih toleransi tehadap sesama manusia sebagai makhluk sosial, padahal kalau kita cermati dan pahami bahwa umat kristen sendiri tidak berani melanggar ketetapannya dalam kejadian 22:2 karna mereka sudah betul-betul paham akan isi kandungan makna yang tertera di dalamnya, sehingga mereka tidak mau melanggarnya, lain halnya dengan umat Islam mereka kebalikan dari pada umat kristen.

Sebetulnya kebanyakan dari pada umat islam mereka mengetahui akan hal ini, bahwa mengucapkan selamat natal ini tidak di perbolehkan oleh agama tapi masalahnya ada pada faktor kurang memahami isi kandungan Al-Qur'an dan Al-Hadits, seandainya mereka (umat islam) mengerti akan hal ini tidak mungkin berani untuk menngupaknnya. Perlu kita ketahui bersama bahwa siapa saja yang mengucapkan selamat natal itu sama dengan menyerupai suatu kaum, sedangkan Rasululloh SAW sudah jelas sangatlah merang akan hal ini sebagaimna dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Abu daud dan di shohikan oleh Ibnu Hibban:

وَعَنِ ابْنِ عُمَرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا فَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ تَشَّبَهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

اَخْرَجَهُ اَبُودَاوُدَ وًصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ

"Dari Ibnu Umar R.A barkata: rasululloh SAW bersabda: Barang siapa yang menyerupai suatu kauam maka ia termasuk dari bagian kaum tersebut"


Sungguh betapa jelasnya kalau kita teliti dan sadari dari hadits di atas tadi bahwa sipa saja yang menyerupai suatu kaum berarti termasuk dari pada kaumnya, termasuk diantaranya kita mengucapkan selamt natal. Oleh karna itu, hendaklah kita takut kepada Alloh SWT bukan takut kepada makhluknya yaitu manusia, sebab manusia merupakan ciptaan Alloh SWT. Perlu kita sadari bahwa umat kristen juga manusia sama seperti kita, mereka bukan jin dan Malaikat; karna banyak di lapangan terjadi senadainya saya tidak menghormati bos maka gajih saya akan di potong bahkan di keluarkan dari perusahannya, jika seandainya kita takut kepada bos kita (bos yang beragama kristen) maka kita telah menyekutukan Alloh, perlu kita ingat yang memberikan rezeki itu bukan bos akan tetapi Alloh, jadi intinya janganlah takut kepada selain Alloh, lailaaha illaallah.

Mengucapkan selamat hari ntal itu haram hukumnya dan tidak diperboleh walau bagaimanapun juga keadaannya. Ingat, jika kita berani mengucapkan kalimat selamat natal berarti kita telah berbuat dzolim pada diri kita sendiri dan orang lain dan yang lebih patal lagi kita telah mendzolimi yang maha kuasa ialah Alloh SWT karna kita telah melanggar aturanya, Naudzubillah. Oleh sebab itulah, mari kita sama-sama berlindung kepadanya (Alloh SWT) agar kita dihindari dan di berikan kekutan untuk selalu berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan Al-Hadits , Amin yaa robbal'alamiana. Wallahu'alam bishowab.

Created by : Member Assalam Pos